Hati-hati di Jalan

n🍊
2 min readMay 6, 2022

--

Siang ini rasanya aku memiliki waktu luang yang cukup untuk jalan-jalan. Aku memilih mengunjungi sebuah pantai berpasir putih yang hanya beberapa puluh menit dari tempat tinggalku.

Suasana bahkan keramaiannya masih sama saat aku pergi beberapa waktu lalu bersama teman — maksudku seseorang bernama Jeffrey.

Aku mengambil nafas panjang, angin pantai dan deburan ombak kecil melewati indera pendengaranku bersamaan dengan langkah kaki diatas pasir.

How’s life?” Katanya tanpa dosa.

Aku membuka mataku menyadari siapa orang disampingku ini. Entah dari mana asalnya, namun konon katanya kita adalah dua orang yang saling mencari satu sama lain.

“Ngapain?” Tanyaku sembari melepas satu airpodsku

Stress. Banyak kerjaan” Katanya sambil memainkan pemantik apinya. Ternyata kebiasaan merokoknya juga belum hilang.

“Oh sama” Responku yang tak terlalu menghiraukannya.

Aku selalu mengira kalau aku dan Jeffrey akan selalu mengunjungi tempat ini bersama. Aku pikir, aku dan Jeffrey seperti lautan yang tak ada ujungnya.

“Kita cuma kebetulan aja ketemu. Pas banget lagi sama-sama stress” Katanya seperti menepis beberapa pikiran burukku.

Aku memilih tak menjawab pernyataan Jeffrey. Aku menyadari beberapa persamaan yang aku miliki dengan Jeffrey.Tetapi bukan berarti kita juga memiliki jalan akhir yang sama.

Pikirku hanya akan ada sedikit masalah jika aku dan Jeffrey tetap menjadi “kita” mengingat kisah kita masing-masing tidak banyak memiliki perbedaan. Perasaan aneh yang terus menggangguku kuharap perlahan menghilang. Walaupun ada satu pertanyaan yang sering berbisik di kepalaku, “Akankah ada Jeffrey yang lainnya?”

Aku membalikan tubuhku, berniat meninggalkan Jeffrey lebih dulu.

“Mau kemana?” Tanyanya

“Pulang” Kata ku menjawabnya, dan kemudian ia menyusul dengan cara berjalannya yang tak pernah berubah dari dulu.

“Bareng ke parkirannya” Lanjutnya, walaupun ia tetap berjalan lebih dulu daripada aku.

Mobilnya terparkir tepat di samping mobilku. Dua kendaraan yang sering kami gunakan inipun juga ikut berdampingan di tempat tak terduga ini.

“Mau kemana?” Tanyanya kembali saat posisi kita sama-sama berada di samping pintu kemudi.

“Pulang. Ke rumah.” Kataku dengan penuh penekanan. Aku benci dia yang mengulang pertanyaannya itu sehingga menjadi suatu kalimat tanya yang repetitif.

“Lo?” Tanya ku kembali.

“Sama” Jawabnya

“Ke rumah juga?”

“Engga”

“Terus kemana?”

“Ke tempat yang lebih gue butuhin bukan cuma sekedar rumah”

Aku menyunggingkan senyumku, pada detik ini aku sadar kalau aku akan melanjutkan perjalananku, begitu juga Jeffrey. Kita pernah memiliki tujuan yang sama, namun waktu berubah, tujuan kitapun ikut berubah.

“Hati-hati di Jalan, Jeff”

based on Tulus — Hati-hati di Jalan

--

--